Minggu, 09 Oktober 2011

Jusuf Kalla Tutup Munas KBPII ke-4

Jusuf Kalla, the real vice president, menutup Musyawarah Nasional (Munas) ke-4 Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KBPII) di Hotel Gran Senyiur Balikpapan Kalimantan Timur, Ahad, 9 Oktober 2011. Hadir dalam penutupan Munas yang bertempat di Ball Room Hotel Gran Senyiur Balikpapan ini, sejumlah pejabat tinggi dan mantan pejabat tinggi, antara lain: AM. Fatwa, Sofyan Jalil,Yusuh Asyari, Komisioner KY-Ibrohim, Ryas Rasyid dan peserta Munas yang berjumlah 500 an orang.

Sebelum penutupan Munas, dilaksanakan Dialog Kebangsaan yang dimoderatori oleh Prof. Ryas Rasyid, mantan Ketua Umum KBPII dua periode lalu. Jusuf Kalla yang bertindak sebagai salah satu nara sumber dalam forum tersebut menegaskan bahwa negara apapun dapat maju karena kepemimpinan. Karena itu, lanjutnya, leader dituntut selalu dapat memberikan teladan, inspirasi dan motivasi kepada seluruh stake holder yang dipimpinnya. Tetapi, di samping itu, negara yang maju juga ditopang oleh pengusaha. Dua kekuatan inilah yang banyak menentukan arah dinamika kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan.

Di samping itu, Ketua Dewan Hohormatan KBPII ini juga menegaskan bahwa sejarah Islam di Indonesia adalah sejarah pergerakan. Hal ini diawali oleh Serikat Dagang Islam yang kemudian berkembang menjadi Sarekat Islam (SI), merupakan organisasi yang meletakkan dasar-dasar pergerakan umat Islam di nusantara. Karena itu, Saudagar Bugis yang belum lama ini menjadi duta Komodo ini memberikan menegaskan bahwa KBPII diharapkan dapat menjadi organisasi yang benar-benar dapat mentransformasikan perjuangan umat Islam Indonesia. Lebih-lebih lagi, Pak JK juga berharap bahwa PII harus dapat tampil lebih progresif, jangan malah alumninya yang lebih aktif.
Hanya saja, Pak Jusuf Kalla juga mengingatkan bahwa titik lemah umat Islam khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya adalah di bidang perdagangan atau dunia usaha. Inilah tantangan besar yang perlu mendapat perhatian KBPII. Padahal, perjalanan sejarah bangsa Indonesia, khususnya umat Islamnya adalah diawali dengan kebangkitas dunia usaha.
Selengkapnya...

Read more...

Kamis, 03 Maret 2011

Pengajian YKU ke-43

Pengajian rutin dua mingguan YKU ke-43 dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Maret 2011. Hadir dalam pengajian tersebut, antara lain: Ketua YKU, bapak H. Zamzuri Umar dan Ibu, bapak Syamsudin Daim dan Ibu, Bapak Mulyono Machasi dan Ibu, bapak Moh. Halimi, Bapak Bun Yamin, Bapak Muhammad Natsir, Bapak Fachrudin Fatah, Bapak Sutrisno, dan para aktivis PW PII Yogyakarta.
Pada pengajian ke-43 ini bertindak sebagai pemberi taushiyah adalah ustadz H. Ridwan Hamidi, Lc yang memfokuskan kajian yang berkaitan dengan hadits berikut:
"Allah melihat pada penampilan dan fisikmu, tetapi Allah melihat pada hati dan amal kalian". HR. Muslim

Hadits di atas menunjukkan bahwa Allah SWT menjadikan tolok ukur sesuatu itu tidak pada materi semata atau bentuk fisik. Tetapi tolok ukur kebaikan itu terletak pada ketaqwaan. Bahwa ketika kita dihadapkan pada pilihan - prioritas: memperbaiki fisik - lahiriah atau memperbaiki batin. Maka prioritasnya adalah memperbaiki batinnya (hati) dan sikap - akhlak.
Selengkapnya...

Read more...

Kamis, 13 Januari 2011

Pengajian YKU ke 41: Taat kepada Allah, Rasul ullah dan Ulil Amri

Pengajian reguler dua pekan YKU ke 41 dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Januari 2011. Pemberi taushiyah pada pengajian yang bertempat di Gedung YKU ini adalah H. Ridwan Hamidi, Lc. Pengajian putaran pertama di tahun 2011 ini mengambil tema tentang taak kepada Allah, Rasul Allah dan ulil amri.

"Taatlah kamu sekalian kepada Allah, taat Rasululullah dan kepada ulil amri".
Ayat di atas memnberikan informasi kepada kita bahwa setiap orang dianjurkan untuk taat kepada Allah SWT, Rasul Allah dan pemerintah.

Ada istilah yang berbeda pada ketaatan kepada Allah-Rasulullah dan ketaatan kepada pemerintah, yaitu adanya kata "taat". Pada pernyataan kepada Allah dan Rasulullahdiawali dengan kata "taat", sementara kepada pemerintah tidak diawali dengan "taat". Ini mengindikasikan bahwa ketaatan kepada Allah - Rasulullah berbeda dengan taat pemerintah.
Taatkepada Allah dan Rasul Allah dengan diawali kata "taat" ini bersifat mutlak. Artinya bahwa ketaatan kepada Allah dan Rasul Allah itu tanpa pilih-pilih. Semua perintah Allah dan Rasul Allah itu mutlak untuk dilaksanakan. Sementara taat pemerintah itu bersifat tidak mutlak. Artinya ada kondisi atau situasi tertentu yang memberikan kesempatan bagi kita untuk harus taat kepada pemerintah atau tidak.
Taat kepada Allah artinya menjadikan Al Qur'an sebagai pedoman hidup. Sementara taat Rasulullah itu artinya menjadikan sunnah atau hadits-hadits Rasulullah itu menjadi pedoman hidup.
Di sisi lain, taat kepada ulil amri dalam bahasa Indonesia diartikan dengan pemerintah. Tetapi ulil amri ini juga bisa berarti imam, ataupun pimpinan dalam sebuah perjalanan atau kegiatan tertentu.
Selengkapnya...

Read more...

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP